Apa
yang paling dekat dengan kita (mati)
Apa
yang paling jauh (sejarah)
Apa
yang paling lengah (ibadah)
Apa yang paling tajam (lidah)
"Imam Razali"
"Imam Razali"
Perang jepang melawan pejuang Aceh telah
meninggalkan banyak history dalam masa tiga tahun. Exsistensi tentara jepang ingin menguasai diberbagai
wilayah Indonesia hingga di Aceh. salah satunya dapur central jepang yang masih
dapat kita lihat di belakang Sekolah Dasar (SD) Negeri Blang Bintang, tetapi
masyarakat sekitar menyebutnya SD Kruenglumpang
yang artinya sungai lurus. Keadaan dapur tersebut sangat unik dan
memperlihatkan design yang begitu
indah. Dapur ini dibangun sekitar tahun 1940 oleh para tahanan dan pekerja
paksa yang dibawa dari pulau Jawa.
Jepang memang memiliki tentara yang kejam dan
sadis dalam melakukan pemaksaan pada para tahanan. Di kawasan Blang Bintang
banyak sekali kami temukan situs situs peninggalan sejarah masa jepang yang
tersebar disekitar kecamatan. Kini keadaan peninggalan sejarah itu telah
ditumbuhi pohon besar dan sebagian kontruksinya terlihat sudah rusak. Bangunan
ini berbentuk seperti pondasi rumah dan tidak mempunyai atap, hanya beton dan
tempat meletakkan tungku/belanga. Disana juga terlihat 2 bak air dan 1 pos
keamanan. Dari dalam kebun yang ditanami pohon kakao ini juga kami temukan
beberapa lubang yang dibuat jepang untuk membuang limbah.
Beberapa hari setelah mendokumentasikan kebun
itu, kami berniat untuk menjumpai pemilik kebun. Di sebuah warung kelontong
akhirnya team melihat seorang tua yang sedang membaca Koran yang ternyata
beliau adalah pemilik kebun dapur tersebut. Kakek itu bernama Zakaria, yang
akrab dipanggil Lem Cut yang sudah berumur 86 tahun. Lem Cut, menuturkan kala
itu ia sebagai juruk masak jepang pada tahun 1941. Pengalamannya selama dua
tahun bersama penjajah, ia akhirnya pandai berbahasa jepang. Sehingga jepang
menanfaatkan Lem Cut sebagai penerjemah untuk memudahkan tentara jepang berkomunikasi dengan warga
sekitar.
Jepang sangat kejam, semua hasil pertanian
rakyat diambil paksa untuk stok makanan mereka. Lemcut bukan seorang budak, ia
digaji Rp 10 (pada kurs masa itu), orang jepang menyebutnya shizi yang berarti juru masak. Ketika
kerja bersama jepang ia sambil tersenyum mengatakan ”gara gara jepang lon lon kacarong kupip rukok (gara-gara jepang saya sudah pinter hisap rokok), rokok itu bernama namyo dan nangai (Jepang). Makanan yang sudah disiapkan Lem Cut dijemput oleh
tentara yang selanjutnya akan dibawa keseluruh pos yang tersebar hampir diseluruh
Blang Bintang dan sekitarnya. Karena kedekatannya dengan jepang akhirnya tanah
yang itu menjadi miliknya.(bayu)
Sumber :.Doc. Majalah Lhoh Gampoeng
Nantikan Posting Lainya(Copas Wajib Minta Izin)
Kami Mohon Maaf Atas Kesalahan Kata,Gelar,Nama dll disaat kami posting.
Terimakasih....!!
Terimakasih....!!
Team Redaksi Majalah Lhoh Gampoeng:
- Zaid Bayu Isra S.Pd (Bayu)
- Zaid Bayu Isra S.Pd (Bayu)
- Rizwansyah S.Pd.I (Rizwan)
- Diki Matias (Abie)
- Muadhdhim (Azin)
- Diki Matias (Abie)
- Muadhdhim (Azin)
- Yudi Ferdiansyah (Mas Yayan)
- Dan Semua Sahabat2 Himaspta
0 komentar:
Posting Komentar