Sabtu, 24 Agustus 2013

Dapue Jeupang

Apa yang paling dekat dengan kita (mati)
Apa yang paling jauh (sejarah)
Apa yang paling lengah (ibadah)
Apa yang paling tajam (lidah)
"Imam Razali"



Perang jepang melawan pejuang Aceh telah meninggalkan banyak history dalam masa tiga tahun. Exsistensi  tentara jepang ingin menguasai diberbagai wilayah Indonesia hingga di Aceh. salah satunya dapur central jepang yang masih dapat kita lihat di belakang Sekolah Dasar (SD) Negeri Blang Bintang, tetapi masyarakat sekitar menyebutnya SD Kruenglumpang yang artinya sungai lurus. Keadaan dapur tersebut sangat unik dan memperlihatkan design yang begitu indah. Dapur ini dibangun sekitar tahun 1940 oleh para tahanan dan pekerja paksa yang dibawa dari pulau Jawa.
Jepang memang memiliki tentara yang kejam dan sadis dalam melakukan pemaksaan pada para tahanan. Di kawasan Blang Bintang banyak sekali kami temukan situs situs peninggalan sejarah masa jepang yang tersebar disekitar kecamatan. Kini keadaan peninggalan sejarah itu telah ditumbuhi pohon besar dan sebagian kontruksinya terlihat sudah rusak. Bangunan ini berbentuk seperti pondasi rumah dan tidak mempunyai atap, hanya beton dan tempat meletakkan tungku/belanga. Disana juga terlihat 2 bak air dan 1 pos keamanan. Dari dalam kebun yang ditanami pohon kakao ini juga kami temukan beberapa lubang yang dibuat jepang untuk membuang limbah.
Beberapa hari setelah mendokumentasikan kebun itu, kami berniat untuk menjumpai pemilik kebun. Di sebuah warung kelontong akhirnya team melihat seorang tua yang sedang membaca Koran yang ternyata beliau adalah pemilik kebun dapur tersebut. Kakek itu bernama Zakaria, yang akrab dipanggil Lem Cut yang sudah berumur 86 tahun. Lem Cut, menuturkan kala itu ia sebagai juruk masak jepang pada tahun 1941. Pengalamannya selama dua tahun bersama penjajah, ia akhirnya pandai berbahasa jepang. Sehingga jepang menanfaatkan Lem Cut sebagai penerjemah untuk memudahkan  tentara jepang berkomunikasi dengan warga sekitar.
Jepang sangat kejam, semua hasil pertanian rakyat diambil paksa untuk stok makanan mereka. Lemcut bukan seorang budak, ia digaji Rp 10 (pada kurs masa itu), orang jepang menyebutnya shizi yang berarti juru masak. Ketika kerja bersama jepang ia sambil tersenyum mengatakan ”gara gara jepang lon lon kacarong kupip rukok (gara-gara jepang saya sudah pinter hisap rokok), rokok itu bernama namyo dan nangai (Jepang). Makanan yang sudah disiapkan Lem Cut dijemput oleh tentara yang selanjutnya akan dibawa keseluruh pos yang tersebar hampir diseluruh Blang Bintang dan sekitarnya. Karena kedekatannya dengan jepang akhirnya tanah yang itu menjadi miliknya.(bayu) 

Sumber :.Doc. Majalah Lhoh Gampoeng

Nantikan Posting Lainya(Copas Wajib Minta Izin)
Kami Mohon Maaf Atas Kesalahan Kata,Gelar,Nama dll disaat kami posting.
Terimakasih....!!

Team Redaksi Majalah Lhoh Gampoeng:
-
 Zaid Bayu Isra S.Pd  (Bayu)
- Rizwansyah S.Pd.I (Rizwan)
Diki Matias (Abie)
Muadhdhim (Azin)
Yudi Ferdiansyah (Mas Yayan)
- Dan Semua Sahabat2 Himaspta

0 komentar: